Kamis, 26 April 2012

sopir taksi

Sopir Taksi yang Tercerahkan Ditulis oleh Prof Dr Komaruddin Hidayat Untuk kesekian kalinya saya menjadi pendengar manis sopir taksi yang memperolok-olok bupati, wali kota, dan anggota DPR yang korup dan masuk tahanan. Faiz, sopir taksi Kota Semarang ini,merasa bersyukur dan bangga menjadi sopir ketimbang pejabat negara atau wakil rakyat yang korup. Mereka membuat rakyat sengsara dan keluarganya menanggung malu. Pertengahan April lalu, saya berkeliling naik taksi di Semarang. Rupanya dia mengenal wajah saya yang suka tampil di layarkaca, sehingga dia membuka pembicaraan seputar politik. Saya mulai dengan memberi apresiasi Kota Semarang yang tertib dan bersih. Namun, jawabannya sungguh membuat saya tercengang. Menurut Faiz,masyarakat Jawa Tengah itu religius dan mewarisi budaya luhur. “Tetapi saya heran, mengapa pemimpinnya pada lupa diri. Banyak yang korup. Dulunya mereka miskin, hidup pas-pasan, tetapi setelah menjabat jadi berubah. Mabuk kekuasaan, yang ujung-ujungnya menyengsarakan diri, keluarga, dan rakyat. Sekarang mereka masuk penjara,” kata Faiz bersemangat. Ketika menyebut korupsi dan masuk penjara, saya menjadi penasaran, ingin tahu, siapa saja mereka itu. Maka sopir taksi itu nyerocos: Wali Kota Semarang Soemarmo HS, status hukum tersangka, kini ditahan KPK; Ketua DPRD Jawa Tengah, Murdoko, tersangka,dan kini ditahan KPK; Akhmat Zaenuri, Sekda Kota Semarang, sedang proses Pengadilan Tipikor; Probo Yulastoro, mantan Bupati Cilacap, sedang menjalani hukuman penjara; Hendy Boedoro, mantan Bupati Kendal, terdakwa dan kini dalam penjara; Bambang Bintoro, mantan Bupati Batang, posisi tersangka; Agung Purno Sardjono dan Sumartono anggota DPRD Kota Semarang, terdakwa; Tasiman, mantan Bupati Pati, status terdakwa; Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Riza Kurniawan, status tersangka. Demikianlah, sopir taksi tadi begitu lancar menyebut sekian nama orang penting di Jawa Tengah yang terlibat korupsi, termasuk pejabat di Tegal dan Sragen. Karena begitu meyakinkan, sementara saya tentu agak ragu dan sulit menghafal nama-nama yang dia sebut, maka saya menghubungi Saudara Nur Hidayat Sardini, dosen Undip Semarang, minta klarifikasi dan konfirmasi tentang isu tersebut. Juga Saudara Sonya, perwakilan Kompas di Semarang.Ternyata keduanya membenarkan cerita sopir taksi tersebut. Astaghfirullah, batin saya. Mau dibawa ke mana negara dan rakyat Indonesia ini? Cerita Faiz tidak hanya berhenti di situ. “Banyak orang berambisi ingin mencalonkan diri jadi bupati atau wali kota. Mereka sudah keluar uang puluhan miliar untuk biaya kampanye, tetapi ternyata kalah. Ujungnya mereka jatuh miskin, sakit-sakitan, keluarga berantakan, bahkan ada yang sudah meninggal, ”celotehnya berlanjut,“ dulu saya malu jadi sopir taksi. Tetapi sekarang saya bangga. Ini pilihan Tuhan yang terbaik buat saya dan keluarga,” ujarnya. Faiz sering mendapat penumpang pengusaha dan politisi yang lagi pusing. Kepalanya dipukul-pukul sendiri. Ada yang kalah judi, terkena peras, dan merasa diancam polisi atau pengadilan kalau tidak bisa melunasi utang-utangnya. Yang membuat Faiz dilematis adalah ketika mendapatkan order dari perempuan penghibur. Dia ingin mencari rezeki yang halal dan bersih, tetapi kadang mesti mengantar tamu atau perempuan yang kerjanya begituan. “Untunglah saya sedikit-sedikit belajar hakikat hidup dan tawajjuh dari seorang ustaz,” kata Faiz, “saya merasa dekat dengan Allah, bahkan saya sering menasihati penumpang taksi yang lagi bingung, tidak punya tujuan hidup yang jelas.” Mendengarkan obrolan sopir taksi serasa saya memperoleh kuliah dari seorang guru kehidupan yang bijak bestari. Ternyata di mata seorang sopir taksi, kejujuran, kerja keras, dan selalu mensyukuri hidup itu jauh lebih berharga ketimbang jabatan, popularitas, dan gemerlap harta. “Saya pernah mabuk harta dan ambisi jabatan, tetapi itu masa lalu,” kata Faiz, “Tuhan selalu menguji hamba-Nya, termasuk saya, yang sekarang jadi sopir taksi. Semoga saya lulus dalam ujian ini dan memperoleh kehidupan yang berkah,” doanya menutup obrolan

Kamis, 30 September 2010

Bukti Tuhan itu Ada
Beriman bahwa Tuhan itu ada adalah iman yang paling utama. Jika seseorang sudah tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, maka sesungguhnya orang itu dalam kesesatan yang nyata.
Benarkah Tuhan itu ada? Kita tidak pernah melihat Tuhan. Kita juga tidak pernah bercakap-cakap dengan Tuhan. Karena itu, tidak heran jika orang-orang atheist menganggap Tuhan itu tidak ada. Cuma khayalan orang belaka.
Ada kisah zaman dulu tentang orang atheist yang tidak percaya dengan Tuhan. Dia mengajak berdebat seorang alim mengenai ada atau tidak adanya Tuhan. Di antara pertanyaannya adalah: “Benarkah Tuhan itu ada” dan “Jika ada, di manakah Tuhan itu?”
Ketika orang atheist itu menunggu bersama para penduduk di kampung tersebut, orang alim itu belum juga datang. Ketika orang atheist dan para penduduk berpikir bahwa orang alim itu tidak akan datang, barulah muncul orang alim tersebut.
“Maaf jika kalian menunggu lama. Karena hujan turun deras, maka sungai menjadi banjir, sehingga jembatannya hanyut dan saya tak bisa menyeberang. Alhamdulillah tiba-tiba ada sebatang pohon yang tumbang. Kemudian, pohon tersebut terpotong-potong ranting dan dahannya dengan sendirinya, sehingga jadi satu batang yang lurus, hingga akhirnya menjadi perahu. Setelah itu, baru saya bisa menyeberangi sungai dengan perahu tersebut.” Begitu orang alim itu berkata.
Si Atheist dan juga para penduduk kampung tertawa terbahak-bahak. Dia berkata kepada orang banyak, “Orang alim ini sudah gila rupanya. Masak pohon bisa jadi perahu dengan sendirinya. Mana bisa perahu jadi dengan sendirinya tanpa ada yang membuatnya!” Orang banyak pun tertawa riuh.
Setelah tawa agak reda, orang alim pun berkata, “Jika kalian percaya bahwa perahu tak mungkin ada tanpa ada pembuatnya, kenapa kalian percaya bahwa bumi, langit, dan seisinya bisa ada tanpa penciptanya? Mana yang lebih sulit, membuat perahu, atau menciptakan bumi, langit, dan seisinya ini?”
Mendengar perkataan orang alim tersebut, akhirnya mereka sadar bahwa mereka telah terjebak oleh pernyataan mereka sendiri.
“Kalau begitu, jawab pertanyaanku yang kedua,” kata si Atheist. “Jika Tuhan itu ada, mengapa dia tidak kelihatan. Di mana Tuhan itu berada?” Orang atheist itu berpendapat, karena dia tidak pernah melihat Tuhan, maka Tuhan itu tidak ada.
Orang alim itu kemudian menampar pipi si atheist dengan keras, sehingga si atheist merasa kesakitan.
“Kenapa anda memukul saya? Sakit sekali.” Begitu si Atheist mengaduh.
Si Alim bertanya, “Ah mana ada sakit. Saya tidak melihat sakit. Di mana sakitnya?”
“Ini sakitnya di sini,” si Atheist menunjuk-nunjuk pipinya.
“Tidak, saya tidak melihat sakit. Apakah para hadirin melihat sakitnya?” Si Alim bertanya ke orang banyak.
Orang banyak berkata, “Tidak!”
“Nah, meski kita tidak bisa melihat sakit, bukan berarti sakit itu tidak ada. Begitu juga Tuhan. Karena kita tidak bisa melihat Tuhan, bukan berarti Tuhan itu tidak ada. Tuhan ada. Meski kita tidak bisa melihatNya, tapi kita bisa merasakan ciptaannya.” Demikian si Alim berkata.
Sederhana memang pembuktian orang alim tersebut. Tapi pernyataan bahwa Tuhan itu tidak ada hanya karena panca indera manusia tidak bisa mengetahui keberadaan Tuhan adalah pernyataan yang keliru.
Berapa banyak benda yang tidak bisa dilihat atau didengar manusia, tapi pada kenyataannya benda itu ada?
Betapa banyak benda langit yang jaraknya milyaran, bahkan mungkin trilyunan cahaya yang tidak pernah dilihat manusia, tapi benda itu sebenarnya ada?
Berapa banyak zakat berukuran molekul, bahkan nukleus (rambut dibelah 1 juta), sehingga manusia tak bisa melihatnya, ternyata benda itu ada? (manusia baru bisa melihatnya jika meletakan benda tersebut ke bawah mikroskop yang amat kuat).
Berapa banyak gelombang (entah radio, elektromagnetik. Listrik, dan lain-lain) yang tak bisa dilihat, tapi ternyata hal itu ada.
Benda itu ada, tapi panca indera manusia lah yang terbatas, sehingga tidak mengetahui keberadaannya.
Kemampuan manusia untuk melihat warna hanya terbatas pada beberapa frekuensi tertentu, demikian pula suara. Terkadang sinar yang amat menyilaukan bukan saja tak dapat dilihat, tapi dapat membutakan manusia. Demikian pula suara dengan frekuensi dan kekerasan tertentu selain
ada yang tak bisa didengar juga ada yang mampu menghancurkan pendengaran manusia. Jika untuk mengetahui keberadaan ciptaan Allah saja manusia sudah mengalami kesulitan, apalagi untuk mengetahui keberadaan Sang Maha Pencipta!
Memang sulit membuktikan bahwa Tuhan itu ada. Tapi jika kita melihat pesawat terbang, mobil, TV, dan lain-lain, sangat tidak masuk akal jika kita berkata semua itu terjadi dengan sendirinya. Pasti ada pembuatnya.
Jika benda-benda yang sederhana seperti korek api saja ada pembuatnya, apalagi dunia yang jauh lebih kompleks.
Bumi yang sekarang didiami oleh sekitar 8 milyar manusia, keliling lingkarannya sekitar 40 ribu kilometer panjangnya. Matahari, keliling lingkarannya sekitar 4,3 juta kilometer panjangnya. Matahari, dan 9 planetnya yang tergabung dalam Sistem Tata Surya, tergabung dalam galaksi Bima Sakti yang panjangnya sekitar 100 ribu tahun cahaya (kecepatan cahaya=300 ribu kilometer/detik!) bersama sekitar 100 milyar bintang lainnya. Galaksi Bima Sakti, hanyalah 1 galaksi di antara ribuan galaksi lainnya yang tergabung dalam 1 “Cluster”. Cluster ini bersama ribuan Cluster lainnya membentuk 1 Super Cluster. Sementara ribuan Super Cluster ini akhirnya membentuk “Jagad Raya” (Universe) yang bentangannya sejauh 30 Milyar Tahun Cahaya! Harap diingat, angka 30 Milyar Tahun Cahaya baru angka estimasi saat ini, karena jarak pandang teleskop tercanggih baru sampai 15 Milyar Tahun Cahaya.
Bayangkan, jika jarak bumi dengan matahari yang 150 juta kilometer ditempuh oleh cahaya hanya dalam 8 menit, maka seluruh Jagad Raya baru bisa ditempuh selama 30 milyar tahun cahaya. Itulah kebesaran ciptaan Allah! Jika kita yakin akan kebesaran ciptaan Tuhan, maka hendaknya kita lebih meyakini lagi kebesaran penciptanya.
Dalam Al Qur’an, Allah menjelaskan bahwa Dialah yang menciptakan langit, bintang, matahari, bulan, dan lain-lain:
“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.” [Al Furqoon:61]
Ada jutaan orang yang mengatur lalu lintas jalan raya, laut, dan udara. Mercusuar sebagai penunjuk arah di bangun, demikian pula lampu merah dan radar. Menara kontrol bandara mengatur lalu lintas laut dan udara. Sementara tiap kendaraan ada pengemudinya. Bahkan untuk pesawat terbang ada Pilot dan Co-pilot, sementara di kapal laut ada Kapten, juru mudi, dan lain-lain. Toh, ribuan kecelakaan selalu terjadi di darat, laut, dan udara. Meski ada yang mengatur, tetap terjadi kecelakaan lalu lintas.
Sebaliknya, bumi, matahari, bulan, bintang, dan lain-lain selalu beredar selama milyaran tahun lebih (umur bumi diperkirakan sekitar 4,5 milyar tahun) tanpa ada tabrakan. Selama milyaran
tahun, tidak pernah bumi menabrak bulan, atau bulan menabrak matahari. Padahal tidak ada rambu-rambu jalan, polisi, atau pun pilot yang mengendarai. Tanpa ada Tuhan yang Maha Mengatur, tidak mungkin semua itu terjadi. Semua itu terjadi karena adanya Tuhan yang Maha Pengatur. Allah yang telah menetapkan tempat-tempat perjalanan (orbit) bagi masing-masing benda tersebut. Jika kita sungguh-sungguh memikirkan hal ini, tentu kita yakin bahwa Tuhan itu ada.
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” [Yunus:5]
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” [Yaa Siin:40]
Sungguhnya orang-orang yang memikirkan alam, insya Allah akan yakin bahwa Tuhan itu ada:
“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” [Ar Ra’d:2]
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” [Ali Imron:191]
Terhadap manusia-manusia yang sombong dan tidak mengakui adanya Tuhan, Allah menanyakan kepada mereka tentang makhluk ciptaannya. Manusiakah yang menciptakan, atau Tuhan yang Maha Pencipta:
“Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya?” [Al Waaqi’ah:58-59]
“Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?” [Al Waaqi’ah:63-64]
“Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya?” [Al Waaqi’ah:72]
Di ayat lain, bahkan Allah menantang pihak lain untuk menciptakan lalat jika mereka mampu. Manusia mungkin bisa membuat robot dari bahan-bahan yang sudah diciptakan oleh Allah. Tapi untuk menciptakan seekor lalat dari tiada menjadi ada serta makhluk yang bisa bereproduksi (beranak-pinak), tak ada satu pun yang bisa menciptakannya kecuali Allah:
“…Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” [Al Hajj:73]
Sesungguhnya, masih banyak ayat-ayat Al Qur’an lainnya yang menjelaskan bahwa sesungguhnya, Tuhan itu ada, dan Dia lah yang Maha Pencipta.

Rabu, 31 Maret 2010

resep

DAUN PARIA UNTUK MENYUBURKAN RAMBUT
Saat ini berbagai produk penyubur rambut banyak dijumpai di pasaran. Namun demikian, cara alami tradisional tetap disukai. Selain murah, mudah didapat, dan tidak mengandung efek samping, cara tradisional ini bias dijamin kemanjurannya.
Untuk yang mempunyai rambut kurang subur dan ujung-ujungnya pecah/ bercabang, dapat diatasi dengan air perasan daun paria. Oleskan air perasan daun paria tadi ke seluruh permuakaan kulit kepala hingga rata. Kemudian pijat-pijat perlahan selama 10 menit dan diamkan 5 menit. Cukup lakukan sekali seminggu secara teratur, niscaya rambut akan tumbuh subur dan hitam mengkilap.

MENGHILANGKAN NODA HITAM BEKAS ALERGI
Setelah sembuh dari alergi/ gatal-gatal, kulit kita sering dipenuhi noda-noda hitam sehingga mengganggu penampilan. Untuk menghilangkan flek tersebut, cobalah ambil segenggem daun randu muda yang dibasahi air. Setiap mandi, gosok-gosokkan daun tadi ke kulit, terutama ke bagian yang bernoda. Daun randu ini memang akan menimbulkan bau yang menyengat. Tetapi jangan khawatir. Setelah dibiarkan beberapa menit dan dibilas dengan sabun mandi, bau itu akan lenyap. Bila dilakukan rutin, noda-noda pada kulit akan mengelupas dan kulit Anda pun mulus kembali.
MENGHILANGKAN BAU BADAN
Bau badan yang tidak sedap sering mengganggu penampilan kita. Ada beberapa langkah y ang bisa dicoba untuk mengatasi hal tersebut. Hindari makanan yang bias membuat bau badan tidak sedap, seperti: keju, petai, jengkol dan sebagainya. Ada juga cara tradisional yang lain, yaitu dengan cara meminum rebusan daun sirih atau daun beluntas. Ambil segenggam daun sirih atau daun beeluntas, cuci bersih dan rebus dengan dua gelas air, sisakan satu gelas saja. Minumlah segelas di pagi hari dan segelas di sore hari. Lakukan selama seminggu secara terus-menerus. Setelah itu dua kali seminggu dan seminggu sekali. Silahkan mencoba!
MENGHILANGKAN BULU KETIAK
Jika Anda kurang menyukai bulu ketiak, ada cara mudah buat menghilangkannya. Sediakan jeruk nipis dan belah menjadi dua. Belahan jeruk nipis tadi, tempelkan pada kapur sirih halus, lalu gosok-gosokkan pada ketiak Anda setiap menjelang tidur malam. Dengan cara ini bulu ketiak akan rontok/hilang dengan sendirinya.
TERTUSUK DURI
Duri yang menusuk tubuh Anda, harus segera dikeluarkan. Bila tidak, bias menyebabkan infeksi. Cara yang paling mudah untuk mengeluarkannya adalah dengan getah Kayu Urip (Euphorbia Tirrucalli). Mula-mula Kayu Urip dipotong, ambil getahnya dan oleskan getah ini pada tempat yang tertusuk duri. Dalam waktu yang tidak lama, duri akan muncul ke luar dan mudah dicabut.
BILA TERSENGAT LEBAH
Tak seorang pun ingin disengat lebah. Namun bila suatu saat Anda tersengat juga, ada cara jitu untuk meredakan bengkak dan lebam yang ditimbulkannya. Terlebih bila kebetulan mengenai wajah. Segera setelah disengat lebah, olesi bekas sengatan tadi dengan bunga apa saja. Niscaya sengatan yang ditinggalkannya tidak menjadi gatal atau pun bengkak.
OBAT REMATIK
Ternyata daun seledri juga bisa difungsikan sebagai obat rematik . cucilah seledri sebersih-bersihnya, lalu makan bersama nasi sebagai lalap. Lakukan setiap kali bersantap dan usahakan daun seledri yang segar dan muda. Maka badan Anda akan terasa panas, hangat dan segar begitu selesai makan. Rematik pun berangsur menyingkir.

Jumat, 06 November 2009

dialog islam

DOES THE QURAN INCLUDE EVERYTHING?

Name of Questioner Krista - India
Title Does the Quran Include Everything?
Date 20/Oct/2009
Question I am Hindu; and I am reading about Islam. I have a question for you. It might seem simple for you. Does the Quran include everything?
Topic Qur'an & Scriptures, New to Islam, Islamic Creed
Name of Counselor Ahmad Saad

Answer
Salam, Krista.

Thank you very much for your question, which is meaningful and important, although it looks simple.

Muslims believe that the noble Quran is the final word of God revealed to humankind to guide its ways, and show people how to get close to their Creator by fulfilling what He has ordained on them, and how to fulfill their mission on earth by taking care of their responsibilities towards others.

It is the beacon to guide humanity to the path of its Creator, and show them the way to save themselves in the turmoil of this life, and enjoy the pleasure of Allah in this life as well as in the hereafter.

According to Islam, one of the unique characteristics of the Quran is that it is the book of all times and space. This means that the rulings and the teachings of the Quran are not restricted by time and space. They are universal and trans-time. They can be applied today as they were applied 1400 years ago, and can still be applied till the end of time.

Regardless of the change of our methods, knowledge, and approaches, this does not affect the validity of the teachings of the Quran. The Quran speaks of itself; and we are told that it is also a comprehensive book. Allah the Almighty says in the Quran what means:

[We have not neglected anything in the Book.] (Al-An`am 6:38)

The comprehensiveness of the Quran is necessary to enable people to function in their lives according to its guidance, and apply its teachings in their lives. The Quran tells us that it was revealed to be followed and applied with the intention of achieving guidance and leading a proper, God-pleasing life. In order for this purpose to be fulfilled, the Quran has to be comprehensive and all-embracing.

But what does this comprehensiveness mean? Does it mean that the Quran should include every tiny detail of life?

Of course not, because this will mean that we are expecting a book of huge size; something that will make the Quran inaccessible for people, who will be shocked by its size and will refrain from reading it. If that was the case, it will also mean that people will become so lazy, as they will find information about every little small thing in their lives easily provided in this Divine book.

This will mean that Quran will lead people to be lazy, and will cancel any chance of innovation and intellectual excellence, something which will violate one of the main purposes people are created for; that is, to construct the earth, worship Allah, and serve Him in the best of manners.

It is because of this that we can say, "Yes, the Quran is comprehensive, but its comprehensiveness means it gives general guidelines to people on how to find solutions to their problems and make their life better. It tells them how to plan their life in a way that makes it more fruitful, meaningful, and God-oriented.

Therefore, the Quran contains prescriptions for people on how to lead a happy life that brings them closer to Allah. It tells them generally what they should do and what should they avoid.

Also, it provides them with guidelines to find solutions for their problems, and create progress in their life in a way that pleases Allah and leads to happiness in the next life. Almighty Allah says in the Quran what means:

[Whoever does good whether male or female and he is a believer, We will most certainly make him live a happy life, and We will most certainly give them their reward for the best of what they did.] (An-Nahl: 16:97)

When we take Quran in this way, we will realise that the Quran is not there only to be recited and kept on shelves. Rather, it is there to become a source of guidance for everything we do in our life.

It contains guidance on how to solve personal, family, and community problems. It tackles the issues of economy and politics in the same way it deals with social problems and psychological diseases.

Of course it is not going to give us a detailed description of psychological problems, because this is not its job, but it will tell us generally about them, and guide us on the importance of seeking medication and leading a healthy life shaded by the pleasure of Allah.

In this way, we can relate the Quran to our lives, discover its comprehensiveness, and benefit from the light that has been embedded in it. May Allah enable us all benefit from the Quran and follow its teachings in every minute of our life.

I hope I have answered your question. Please, keep in touch.

Salam.

Senin, 12 Oktober 2009

puisi

Penghibur Senja

Setiap titik hitam mereka yang ku pandangi,
Di masa elok cerminan senjanya hari
Di sana ku temukan ringkasan perkataan menjatuhkan
Yang mencela, dan segala luka yang susah cerna
Membuat pikiran selalu bertanya, apa isi sebenarnya jiwa mereka?

Aku bukanlah bagian dari kumpulan pemikir sejati,
Atau bagian pandai merangkai anda-andai
Aku hanya manusia pura-pura,
Yang terpaksa lihai bernarasi tentang mimpi-angan nasibnya

Oh, bukankah semuanya berlanjut dengan malam
Malam dengan kemilau bintang,
Yang jadi refleksi tiap permata-permata penghibur bagi mata manusia
Yang sedih, gundah atau ragu raganya…

Disaat langkah masa yang sejauh ini,
Aku masih tak mengerti apa yang mereka cari
Kenapa mereka berlari, mencari cinta ungu untuk ditumpu
Kemudian mereka terseok dengan urat rindu terputus

Disaat langkah masa yang sejauh ini,
Aku masih juga tak mengerti mengapa mereka selalu coba
Kenapa mereka terus berlari, berkejaran dengan rumit mimpi
Kemudian tergolek ditanah dengan peluh penuh yang membunuh

Oh, bukankah semuanya berlanjut dengan malam
Malam dengan kemilau bintang,
Yang jadi refleksi tiap permata-permata penghibur bagi mata manusia
Yang sedih, gundah atau ragu raganya…

Oh, aku hanya manusia pemandang malam
Mengharapkan sedikit senyum Tuhan,
Mencari Cahaya,senja-di-monas

Kamis, 08 Oktober 2009

debat

HANYA UNTUK DIBACA. BUKAN UNTUK DEBAT

DEBAT ANTARA MURTADDIN DAN MUALLAF

Buktikan siapa yang hapal Alkitab walau satu surat saja di luar kepala!
Pernah terjadi ketika dalam suatu acara Debat Islam & Kristen di salah satu gedung di Jakarta, waktu memasuki acara tanya jawab, seorang ahwat mengajukan satu pertanyaan kepada sang Pendeta yang bertitel Doctor Teologi sebagai berikut :
AHWAT: "Pak Pendeta, di dunia ini ada banyak orang yang hapal Al Qur'an diluar kepala. Apakah ada orang yang hapal Alkitab diluar kepala?"
PENDETA: "Di dunia ini tidak mungkin ada yang hapal Alkitab di luar kepala. Sejenius apa pun orarig itu, tidak mungkin dia bisa hapal Alkitab di luar kepala, sebab Alkitab itu adalah buku yang sangat tebal, jadi sulit untuk dihapal. Berbeda dengan Al Qur'an. Al Qur'an adalah buku yang sangat tipis, makanya mudah dihapal."
Jawaban pendeta tersebut terlalu singkat, tidak rasional dan sangat merendahkan bahkan melecehkan AI Qur�an.

Dengan jawaban pak Pendeta hanya seperti itu, karena penasaran, kami maju ke depan, merebut mikropone yang ada difangan ahwat tersebut, dan melanjutkan pertanyaan ahwat tadi. (maaf disini kami pakai nama pengganti HILS)
HILS : "Maaf pak Pendeta, tadi bapak katakan bahwa Al Qur an adalah buku yang sangat tipis, makanya gampang dihapal diluar kepala. Tapi pak Pendeta, bahwa setipis-tipisnya Al Qur'an, ada sekitar 500 s/d 600 halaman, jadi cukup banyak juga lho!! Tapi kenyataannya di dunia ini ada jutaan orang yang hapal Al Qur'an diluar kepala. Bahkan anak kecil sekalipun banyak yang hapal diluar kepala, walaupun artinya belum dipahami. Sekarang saya bertanya kepada pak Pendeta, Alkitab itu terdiri dari 66 kitab bukan? Jika pak Pendeta hapal satu surat saja diluar kepala (1/66 saja), semua yang hadir disini jadi saksi, saya akan kembali masuk agama Kristen lagi! Ayo silahkan pak Pendeta!"

Mendengar tantangan saya seperti itu, situasi jadi tegang, mungkin audiens yang muslim khawatir, jangan-jangan ada salah satu Pendeta yang benar-benar hapal salah satu surat saja di dalam Alkitab tersebut. Seandainya ada yang hapal, berarti saya harus tepati janjiku yaitu harus masuk Kristen kembali. Karena para Pendetanya diam, saya lemparkan kepada jemat atau audiens Kristen yang dibelakang.
HILS : "Ayo kalian yang dibelakang, jika ada diantara kalian yang hapal satu surat saja dari Alkitab ini diluar kepala, saat ini semua jadi saksi, saya akan kembali masuk ke agama Kristen lagi, silahkan!!"

Masih dalam situasi tegang, dan memang saya tahu persis tidak akan mungkin ada yang hapal walaupun satu surat saja diluar kepala, tantangan tersebut saya robah dan turunkan lagi. Saat itu ada beberapa Pendeta yang hadir sebagai pembicara maupun sebagai moderator. Mereka itu usianya bervariasi, ada yang sekitar 40, 50 dan 60an tahun. Pada saat yang sangat menegangkan, saya turunkan tantangan saya ke titik yang terendah, dimana semua audiens yang hadir, baik pihak Kristen maupun Islam semakin tegang dan mungkin sport jantung.
HILS : "Maaf pak Pendeta, umur andakan sekitar 40, 50 tahun dan 60an tahun bukan? Jika ada diantara pak Pendeta yang hapal SATU LEMBAR saja BOLAK BALIK ayat Alkitab ini, asalkan PAS TITIK KOMANYA, saat ini semua jadi saksinya, aku kembali masuk agama Kristen lagi!! Silahkan pak!"

Ketegangan yang pertama belum pulih, dengan mendengar tantangan saya seperti itu, situasi semakin tegang, terutama dipihak teman-teman yang beragama Islam. Mungkin mereka menganggap saya ini gila, over acting, terlalu berani, masak menantang para Pendeta yang hampir rata-rata bertitel Doctor hanya hapalan satu lembar ayat Alkitab saja. Suasana saat itu sangat hening, tidak ada yang angkat suara, mungkin cemas, jangan-jangan ada yang benar-benar hapal ayat Alkitab satu lembar saja. Karena para pendeta diam seribu bahasa, akhirnya saya lemparkan lagi kepada jemaat atau audiens yang beragama Kristen.
HILS : "Ayo siapa diantara kalian yang hapal satu lembar saja ayat Alkitab ini, bolak balik asal pas titik komanya, saat ini saya kembali masuk Kristen. Ayo silahkan maju kedepan!"

Ternyata tidak ada satu pun yang maju kedepan dari sekian banyak Pendeta maupun audiens yang beragama Kristen. Akhirnya salah seorang Pendeta angkat bicara sebagai berikut:
PENDETA: "Pak Insan, terus terang saja, kami dari umat Kristiani memang tidak terbiasa menghapal. Yang penting bagi kami mengamalkannya."

HILS : "Alkitab ini kan bahasa Indonesia, dibaca langsung dimengerti! Masak puluhan tahun beragama Kristen dan sudah jadi Pendeta, selembar pun tidak terhapal? Kenapa? Jawabnya karena Alkitab ini tidak murni wahyu Allah, makanya sulit dihapal karena tidak mengandung mukjizat! Beda dengan Al Qur’an. Di dunia ini ada jutaan orang hapal diluar kepala, bahkan anak kecilpun banyak yang hapal diluar kepala seluruh isi Al Qur'an yang ratusan halaman. Padahal bahasa bukan bahasa kita Indonesia. Tapi kenapa mudah dihapal? Karena Al Qur'an ini benar-benar wahyu Allah, jadi mengandung mukjizat Allah, sehingga dimudahkan untuk dihapal. Soal meng-amalkannya, kami umat Islam juga berusaha mengamalkan ajaran Al Qur’an. Saya yakin jika bapak-bapak benar-benar mengamalkan isi kandungan Alkitab, maka jalan satu-satunya harus masuk Islam. Bukti lain bahwa Al Qur'an adalah wahyu Allah, seandainya dari Arab Saudi diadakan pekan Tilawatil Qur'an, kemudian seluruh dunia mengakses siaran tersebut, kami umat islam bisa mengikutinya, bahkan bisa menilai apakah bacaannya benar atau salah. Dan ketika mengikuti siaran acara tersebut, tidak perlu harus mencari kitab Al Qur'an cetakan tahun 2000 atau 2005. Sembarang Al Qur'an tahun berapa saja diambil, pasti sama. Beda dengan Alkitab. Seandainya ada acara pekan tilawatil Injil disiarkan langsung dari Amerika, kemudian seluruh dunia mengaksesnya, kitab yang mana yang jadi rujukan untuk di ikuti dan dinilai benar tidaknya? Sama-sama bahasa Inggris saja beda versi, jadi sangat mustahil jika ada umat Kristiani bisa melakukan pekan tilawatil Injil, karena satu sama lainnya berbeda."

Alhamdulillah dari sanggahan kami seperti itu mendapat sambutan hangat dan aplaus dari audiens yang beragama Islam. Oleh sebab itu kami serius menyediakan hadiah uang tunai sebesar Rp. 10.000.000.(sepuluh juta rupiah) bagi siapa saja umat Kristiani yang bisa hapal ayat-ayat Alkitab walau satu lembar saja bolak balik atas pas titik komanya. Bagi yang ingin mencobanya, kami persilahkan hubungi kami bila ada yang bisa menghapalnya diluar kepala, tanpa harus membuat satupun kesalahan